Menurut International Olympic Committee (IOC) menyarankan bahwa mengkonsumsi kopi dengan dosis tinggi (3-4 cangkir/hari) dapat menyebabkan peningkatan produksi urin atlet dan berdampak pada dehidrasi atlet.

Pada penelitian Penggalih dan Huriyati (2007) didapatkan bahwa atlet sepakbola disebuah klub, kadang-kadang mengkonsumsi kopi (rata-rata 0,4 gelas/hari), hamper dalam sehari merokok (rata-rata 1 batang/hari), mengkonsumsi teh (rata-rata 1,75 gelas/hari) dan rata-rata frekuensi makan 3 kali/hari. Kebiasaan merokok memang tidak ditemukan pada semua atlet, hanya kebiasaan ini dapat menyebabkan peningkatan kolesterol darah.
Selain itu, waktu istirahatpun akan memengaruhi stamina atlet. Tidur memberi peranan yang sangat baik untuk mengembalikan kondisi kelelahan tubuh setelah latihan ataupun pertandingan yang intensif. Dalam penelitian Penggalih dan Huriyati (2007) didapatkan waktu tidur atlet rata-rata sekitar 7,63 jam per hari. Waktu ini sudah sesuai dengan waktu tidur rata-rata orang dewasa yaitu 7-8 jam per hari. Tidur yang kurang bagi seorang atlet sangat berakibat buruk bagi staminanya di hari pertandingan, karena energi yang ada harus dipakai untuk mengembalikan kelelahan yang belum pulih sempurna akibat kurang tidur, dan sebagian energinya harus digunakan untuk melaksanakan lomba di pagi harinya sehingga keadaan ini sangat penting untuk diperhatikan.

Aktivitas fisik sehari-hari atlet selain istirahat yaitu waktu latihan juga menjadi bagian penting dalam menunjang stamina atlet. Waktu latihan rata-rata per hari pada penelitian Penggalih dan Huriyati (2007) adalah 3,5 jam/hari,selebihnya digunakan untuk bekerja 3,06 jam/hari dan belajar 1,69 jam/hari. Latihan fisik umumnya yang digunakan seorang atlet sepakbola dalam sehari adalah 4 jam (2 jam pagi hari dan 2 jam sore hari). Article by : www.gizikebugaran.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *